OBAT jerawat minocycline yang telah digunakan selama beberapa dekade, berdasarkan temuan para peneliti, ternyata bisa menangani sel-sel kekebalan tubuh yang terinfeksi HIV. Dalam kondisi ini, HIV sedang diam sebelum kembali hidup dan menyebarkan infeksi.
Menurut peneliti, obat antibiotik minocycline yang dipasarkan dengan nama seperti Minocin ini, bisa menambah daftar obat AIDS yang sudah tersedia.
"Tantangan besar yang dihadapi dokter dalam menangani pasien dengan HIV adalah menjaga agar virus tetap berada dalam keadaan tidak aktif," terang Janice Clements, profesor di bidang molecular and comparative pathobiology dari Johns Hopkins University School of Medicine.
"Meskipun obat-obatan yang ada sekarang sangat efektif dalam menekan replikasi aktif, minocycline bisa menjadi pertahanan lain dalam melawan virus," tambah Clements, seperti dikutip situs healthday.com, Minggu (21/3).
Clements menyatakan bahwa minocycline menjadikan sel yang dikenal dengan T cells sebagai sasaran dan membuat sel-sel tersebut kesulitan untuk bereproduksi. Selanjutnya, hal ini akan mempersulit penyebaran HIV, penyebab AIDS.
"Obat ini ideal untuk HIV karena sasarannya adalah aspek aktivasi imun yang sangat spesifik," terang Gregory Szeto dari Retrovirus Laboratory di Hopkins.
Temuan ini akan dipublikasikan secara tertulis di Journal of Infectious Diseases edisi 15 April mendatang.
Menurut peneliti, obat antibiotik minocycline yang dipasarkan dengan nama seperti Minocin ini, bisa menambah daftar obat AIDS yang sudah tersedia.
"Tantangan besar yang dihadapi dokter dalam menangani pasien dengan HIV adalah menjaga agar virus tetap berada dalam keadaan tidak aktif," terang Janice Clements, profesor di bidang molecular and comparative pathobiology dari Johns Hopkins University School of Medicine.
"Meskipun obat-obatan yang ada sekarang sangat efektif dalam menekan replikasi aktif, minocycline bisa menjadi pertahanan lain dalam melawan virus," tambah Clements, seperti dikutip situs healthday.com, Minggu (21/3).
Clements menyatakan bahwa minocycline menjadikan sel yang dikenal dengan T cells sebagai sasaran dan membuat sel-sel tersebut kesulitan untuk bereproduksi. Selanjutnya, hal ini akan mempersulit penyebaran HIV, penyebab AIDS.
"Obat ini ideal untuk HIV karena sasarannya adalah aspek aktivasi imun yang sangat spesifik," terang Gregory Szeto dari Retrovirus Laboratory di Hopkins.
Temuan ini akan dipublikasikan secara tertulis di Journal of Infectious Diseases edisi 15 April mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar